You Are Reading

0

Skill Lab 'Pemeriksaan EKG'

Unknown Minggu, 25 Maret 2012 ,


Bismillaahirrohmaanirrohiim...

Ini bukan untuk belajar EKG dari awal sih, tapi saya cuma ingin share tentang point penilaian Skill Lab yang saya pelajari pada beberapa hari yang lalu. Hehe, cekidot.

Jadi, sebelum kita melakukan pemeriksaan apapun terhadap pasien, jangan lupakan satu hal penting yang paling sering terabaikan, yaitu minta ijin. Nah, kalau saya dan teman-teman sih lebih akrab menyapanya sebagai Inform Consent. Hal tersebut mudah kok, kita dapat melakukannya secara lisan maupun tulisan. Tapi, kalau EKG sih saya rasa cukup lisan saja. Hehe.

Langkah-langkah pemasangan EKG
  1. Posisikan pasien terlentang dengan dada terbuka.
  2. Bersihkan daerah pemasangan elektroda dengan alkohol(desinfektan) dan kemudian dioles jeli (konduktor).
  3. Pasang elektroda pada ektremitas dan dada.
    Ektremitas
    • Warna merah dipasang di tangan kanan
    • Warna kuning dipasang di tangan kiri
    • Warna hitam dipasang di kaki kanan
    • Warna hijau dipasang di kaki kiri
    Dada
    • V1 = dipasang pada linea parasternalis dextra di RIC 4
    • V2 = pasang pada linea parasternalis sinistra di RIC 4
    • V3 = pasang pada pertengahan V2 dan V4
    • V4 = pasang di 1 jari medial linea midklavicula sinistra setinggi RIC 5
    • V5 = pasang di linea anterior Axilla sejajar V4
    • V6 = pasang di linea medial axilla sejajar V4
  4. Rekam EKG dengan sensitifitas 1 (biasanya) secara :
    • manual
    • auto
  5. Setelah dapat gambaran, jangan lupa bersihkan tubuh pasien dari jeli serta bersihkan alat EKG nya juga. Hehe.
  6. Next step is interpretasiiiii (waktu yang paling asyiiiik) \(^,^)/
    • Irama jantung : sinus/ bukan sinus
      Sinus = gelombang P diikuti oleh komplek QRS dan selanjutnya gelombang T.
      Bukan sinus = Salah satu antara gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T tidak ada.
      Gambar 1 : Sinus Rhythm
    • HR (heart rate)
      HR ditentukan dengan rumus tergantung iramanya
      1. Irama Sinus
        • 1500 dibagi dengan jumlah kotak kecil antara puncak R ke R di lead II
        • atau, 300 dibagi dengan jumlah kotak sedang antara puncak R ke R di lead II
      2. Irama Bukan Sinus
        • Buat lead II sepanjang 6 kotak besar, hitung jumlah komples QRS yang ada, lalu jumlahnya dikali 10.
    • Aksis
      1. Resultan Q dan R di lead I. Letakkan koordinatnya di segitiga Eitnhoven
      2. Resultan R dan S di lead AVF. Letakkan koordinatnya di segitiga Einthoven
        Gambar 2 : Resultan Q dan R posisikan di Lead I. Resultan R dan S posisikan di lead aVF
      3. Lihat, ke arah mana resultan tersebut.
        Gambar 3 : Perhatikan arah resultan
      4. Jika resultannya masih berada di antara asiran dalam lingkaran di atas, maka dikatakan aksisnya normal. Namun, bila :
        • ada deviasi ke arah > - 30` , disebut LAD (Left Axis Defiation)
        • ada deviasi ke arah > +120`, disebut RAD (Right Axis Defiation)
    • Gelombang P
      Normalnya :
      1. Tinggi tak lebih dari 0.3 mV (3 kotak kecil)
      2. Lebar tak lebih dari 0.12 s (3 kotak kecil)
      3. Positif, kecuali di aVR
      4. Setengah gelombang  pertama merupakan depolarisasi atrium kanan, dan setengah gelombang kedua adalah depolarisasi atrium kiri.
      5. Gelombangnya simetris
      Patologi bila:
      1. Tinggi gel P > 0.3 mV = P pulmonal atau disebut RAH (Right atrium Hipertropi)
      2. Lebar gel P > 0.12 s = P mitral atau disebut LAH (Left Atrium Hipertropi)
      Gambar 4 : EKG
    • PR interval
              Normalnya : 0.12-0.2 s (3-5 kotak kecil)
              Bila ada pemanjangan : Block di AV node ==> Bradikardi
    • Gelombang Q
      Normalnya :
      1. Defleksi ke bawah pertama
      2. Lebar < 0.04 s
      3. Tinggi < 0.1 mV
      Patologi bila
      1. Panjang Q > 1/3 R
      2. ada QS pattern = gelombang R tidak ada.
        Gambar 5 : QS pattern (tidak ada gelombang R)
      Q patologi bila sudah terjadi old MCI atau infark yang sudah lama, atau > 12 jam.
    • QRS interval
            Normalnya < 0.12 s (3 kotak kecil)
            Bila terjadi pemanjangan = Bundle Branch Block (LBBB/RBBB)
    • Tentukan RVH atau LVH
      1. RVH
                RVH = R/S di lead V1  > 1
                RVH = S/R di lead V6 > 1
      2. LVH
                LVH = S di V1 (atau V2) + R di V5 (atau V6) > 35
    • ST segmen
      Normalnya :
      1. isoelektrik, berupa garis lurus
      2. Tapi di daerah precordial (V1-V6) dapat :
        • naik 2 mm
        • turun 0.05 mm
      Patologi bila :
      1. ST depresi = iskemik
      2. ST elevasi = akut MCI
      NB:
      1. Bila terlihat ST depresi atau N-STEMI, maka jangan hilangkan kemungkinan infark dahulu, cek laboratorium untuk memastikan: enzim jantung (troponin T)
      2. Bila gel Q patologi belum ditemukan, berarti masih berada dalam gold period untuk menyelamatkan jantung agar tidak infark. (< 12 jam)
    • Gelombang T
      Normalnya :
      • Sama besar dengan P baik tinggi maupun lebar.
      • Positif di lead I, II, V3-V6
      • Negatif di aVR
      Patologi bila :
      • T flat
      • T inverted (ischemic)
    • Tambahan :
      Bila ditemukan kelainan di satu tempat saja, tidak bermakna. Bila di temukan di beberapa tempat, dapat ditentukan bagian jantung mana yang infark :
      1. inferior = lead II, III, aVF
      2. anteroseptal = lead V1-V4
      3. anterior = lead V3, V4
      4. lateral = lead I, aVL, V5-V6
      5. lateral tinggi =lead I, aVL, V5-V6
      6. posterior = lead V1-V3


      DOWNLOAD - Skill Lab 'Pemeriksaan EKG'.pdf
      cara download 


    Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

    0 komentar:

    Posting Komentar

     
    Copyright 2010 Catatan Mahasiswa FK