You Are Reading

0

Sakit Itu Ada Hikmah Juga Akhirnya

Unknown Minggu, 13 Oktober 2013 , ,


Ini dikutip dari tulisan saya tertanggal 23 Maret 2012, Kamis.
"Sakit itu akhirnya ada hikmah juga". Nah, ini nih kata dewa yang sering saya sadari ketika semuanya telah terlewati. Ujung-ujungnya baru ucap syukur, ujung-ujungnya baru bilang thanks, dan ujung-ujungnya baru berbesar hati terhadap apa yang terjadi. Padahal, saat melewati hal yang berat tersebut sering kali hati ini berkeluh kesah. Ya, kenyataannya sih memang jarang orang lain yang menyadari tindakan saya tersebut karena saya selalu 'tersenyum'. Hehehe. 

Contohnya saja beberapa hari ini. Demam tinggi dengan berujung batuk kering yang akhirnya purulent. Ah, tak ada yang menyenangkan antara semuanya. Jadi malas bergerak, malas mengerjakan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih, bahkan sangat malas untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makan. Pokoknya serba tak mau. Tapi, dosen berkata lain. Jadwal kuliah mulai minggu pertama ini sangat padat sekali. Hari senin saja dimulai dengan upacara bendera pukul 7 kurang 5. Ya, dengan semua kondisi yang sedang saya alami, tentu saja tidak mungkin membuat saya tidak terlambat. Dengan sempoyongan belum makan pagi, saya tetap mencoba tegar hingga upacara selesai. Selanjutnya ada kuliah pengantar Blok baru. Seorang dosen bercerita di depan dan satu jam kemudian harus tutorial. Masih agak meriang, apalagi diracuni oleh teman-teman yang memberikan kabar burung kalau tutor saya sedikit "...". Yah, tau sendiri lah. Sepertinya bukan tutor idaman mahasiswa FK. Hehe. Tapi it's OK. Siapapun tutor, yang paling penting bagi saya adalah saya bisa belajar dan mengambil manfaat dari tutorial itu sendiri meskipun hanya dapat nilai pas-pas an. Bagi saya nilai bukan yang utama, yang jelas saya mengerti sehingga suatu saat tidak melakukan tindakan yang gegabah pada pasien. Kalau nilai sih tidak menyangkal juga ingin mendapatkan yang bagus, tapi ya terkadang kesempatan untuk mendapatkannya tipis sekali.

Setelah ditunggu lebih dari 1 jam, kita turioal mandiri saja hari itu. Sepertinya dosen tersebut lupa, tidak ingat atau tidak tau kalau ada jadwal tutorial hari ini, atau bahkan sibuk dengan keadaan emergency yang tengah dihadapi. Entahlah. Terus, beberapa harinya masih sakit. Dan pada puncak kejenuhan, saya berusaha menepis semuanya. Mulai mengetik buku yang selama ini tak pernah diselesaikan. Ya, walaupun masih belum terselesaikan tapi saya sudah mulai menyicilnya. Mulai belajar dan memahami semuanya. Kebetulan juga instruksur sklill's lab saya memberi dorongan. Wah, pokoknya luar biasa sekali beberapa hari ini. Rasanya semangat saya kembali ditambah. Namun, siapa sangka ketabahan dan ketangkasan itu diuji kembali. Haha. Sekarang sakit saya sudah mulai mendingan, badan tidak panas lagi, dan yang tinggal cuma batuk dan pilek. Dan hal itu yang menjadi bumerang atas semua yang sudah berubah beberapa hari ini. Look what I've done. Tidur-tiduran di kos, nonton koleksi film yang belum pernah di tonton. All the things ARE wasting time.

Baiklah, sepertinya keadaan lemah seperti kemarin lebih menambah semangat untuk belajar. Tapi dengan kondisi yang sangat tidak nyaman seperti itu saya juga tidak sanggup. Oh, sungguh pilihan yang tak menyenangkan.

Nah, dari sana saya baru dapat hikmah. Ternyata sakit kemarin membuat kualitas hidup saya jadi lebih baik. Dan, tak seharusnya seharusnya dengan kondisi yang lebih baik seperti ini saya menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga ini. Oh, please. Bangkit dan berusahalah ii >,<)/


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 Catatan Mahasiswa FK